Kamis, 15 April 2010

Sifat Dan Arti Ilmu politik

Perkembangan Ilmu Politik

  • Dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih muda usianya,karena baru lahir pada akhir abad ke- 19. Akan tetapi, apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, maka ilmu politik dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya malahan ia sering dinamakan "ilmu sosial tertua" di dunia. Pada taraf perkembagan itu ilmu politik banyak bersandar pada sejarah dan filsafat:
  1. Yunani Kuno, pemikiran mengenai negara sudah dimulai pada tahun 450 SM. seperti terbukti dalam karya-karya ahli sejarah Herodotus atau fisuf-filsuf lain seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya;
  2. Asia, ada beberapa pusat kebudayaan yang telah mewariskan tulisan-tulisan politik yang bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul antara lain dalam kesusasteraan Dharmasastra dan Arthasastra. Diantara filsuf Cina yang terkenal ialah Confucius atau Kung Fu Tzu, Mencius, dan mazhab Legalists.
  3. Di Indonesia kita mendapati beberapa karya tulisan yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan, seperti misalnya Negara Kertagama (ditulis pada masa Majapahit) dan Babad Tanah Jawi.

Ilmu Politik sebagai Ilmu Pengetahuan

  • Para Sarjana Ilmu Sosial berpendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan dari pengetahuan yang terkoordinasi mengenai pokok pemikiran tertentu.
  • Mereka mengharapkan agar ilmu politik menggunakan cara-cara baru untuk meneliti gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa politik secara lebih sistematis, bersandaarkan pengalaman-pengalaman empiris dan dengan menggunakan kerangka teoritis yang terperinci dan ketat. Pendekatan baru ini terkenal dengan nama "pendekatan tingkah laku (behavioral approach)".
  • Pendekatan tingkah laku ini timbul dalam masa sesudah Perang Dunia II, sebagai gerakan pembaruan yang ingin meningkatkan mutu ilmu politik. Gerakan ini terpengaruh oleh karya-karya sarjana sosiologi Max Weber dan Talcott Parsons disamping penemuan-penemuan baru dibidang psychologi.
  • Sajana ilmu politik yang terkenal akarena pendekatan ini ialah:
  1. Gabriel A. Almond (Structural functional analysis),
  2. David Easton (General system analysis),
  3. Karl W. Deustch (Communications theory),
  4. David Truman,
  5. Robert Dahl
  6. Dan sebagainya.
  • Konsep-konsep pokok dari kaum behavioralis dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Tingkah laku politik memperlihatkan keteraturan yang dapat dirumuskan dalam generalisasi-generalisasi;
  2. Generalisasi-generalisasi ini pada azasnya harus dibuktikan kebenarannya dengan menunjuk pada tingkah laku yang relevan;
  3. Untuk mengumpulkan dan menafsirkan data diperlukan tenik-teknik penelitian yang cermat;
  4. Untuk mencapai kecermatan dalam penelitian diperlukan pengukuran dan kwantiffikasi; dan sebagainya.
  • Pendekatan tingkah laku mempunyai beberapa keuntungan, antara lain memberi kesempatan untuk mempelajari kegiatan dan susunan politik di beberapa negara yang berbeda sejarah perkembangannya, latar belakang kebudayaan dan ideologi.
  • Perbedaan antara kaum tradisionalis dan behavioralis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Para Tradisionalis menekankan :
  1. Nilai-nilai dan norma-norma;
  2. Filsafat;
  3. Ilmu terapan;
  4. Historis yuridis; dan
  5. Tidak kwantitatif.
Para Behavioralis menekankan:
  1. Fakta;
  2. Penelitian empiris;
  3. Ilmu murni;
  4. Sosiologis-psychologis; dan
  5. Kwantitatif.
  • Timbulnya "revolusi post-behavioralisme" gerakan ini timbul di Amerika . Gerakan protes ini di pengaruhi oleh tulisan-tulisan cendikiawan seperti Herbert Marcuse, C. Wright Mills, Jean Paul Sartre dan banyak dukungan diuniversitas. Reaksi dari kelompok ini berbeda dari pada kelompok tradisionil; yang pertama lebih memandang masa depan; sedangkan kelompok kedua lebih memandang kemasa lampau.
  • Pokok-pokok reaksi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Dalam usaha mengadakan penelitian yang empiris dan kwantitatif ilmu politik menjadi terlalu abstrak dan tidak relevan terhadap masalah sosial yang dihadapi.
  2. Karena penelitian terlalu bersifat abstrak, ilmu politik kehilangan kontak dengan realitas-realitas sosial.
  3. Penelitian mengenai nilai-nilai harus merupakan tugas ilmu politik.
  4. Para cendikiawan mempunyai tugas yang historis dan unik untuk melibatkan diri dalam usaha mengatasi masalah-masalah sosial.



Definisi-definisi Ilmu Politik

  • Unsur yang diperlukan sebagai konsep pokok, yamg dipakai untuk meneropong unsur-unsur lainnya adalah:
  1. Negara;
  2. Kekuasaan (Power);
  3. Pengambilan keputusan (Decision making);
  4. Kebijaksanaan umum (Public policy); dan
  5. Pembagian (Distribution).
  • Sarjana-sarjana yang menekankan negara sebagai inti dari politik memusatkan perhatiannya pada lembaga-lembaga kenegaraan serta bentuk formilnya. Definisi ini bersifat tradisionil dan agak sempit ruang lingkupnya.





Bidang-bidang Ilmu Politik

  • Dalam ContemporaryPolitical Science, terbitan UNESCO 1950, Ilmu Politik dibagi dalam 4 bidang, yaitu:
I. Teori Politik: 1. Teori Politik; 2. Sejarah Perkembangan Ide-ide Politik;

II. Lembaga-lembaga politik: 1. UUD, 2. Pemerintah Nasional, 3. Pemerintah Daerah dan Lokal, 4. Fungsi Ekonomi dan Sosial dari Pemerintah, 5.Perbandingan Lembaga-lembaga Politik;

III. Partai-partai, Golongan-golongan, dan Pendapat Umum: 1. Partai-partai Politik, 2. Golongan-golongan, 3. Partisipasi Warganegara dalam Pemerintah dan Administrasi, 4. Pendapat Umum;

IV. Hubungan Internasional: 1. Politik Internasional, 2. Organisasi-organisasi dan Administrasi Internasional, 3. Hukum Internasional.

  • Beberapa contoh perkembangan ilmu politik yang tercermin dari berbagai konferensi ilmiah:
I. Acara Kongres VII International Political Science Association tahun 1967 di Brussel dimana telah dibicarakan:
  1. Metode-metode Kwantitatif dan Matematis dalam Ilmu Politik;
  2. Biologi dan Ilmu Politik;
  3. Masalah Pangan dan Ilmu Politik;
  4. Masalah Pemuda dan Politik;
  5. Model-model dan Studi Perbandingan sekitar Nation Building.
II. Acara American Political Science Association tahun 1970 di Los Angeles:
  1. Data dan Analisa;
  2. Pembangunan Politik;
  3. Tingkah Laku Badan Legislatif;
  4. Perbandingan Sistem-sistem Komunis dan Komunikasi Internasional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar