Jumat, 21 Oktober 2011

Tulisan Resensi

Resensi Film The Karate Kids




Sinopsis

Dre Parker (Jaden Smith) adalah seorang anak berumur 12 tahun yang tinggal di Detroit. Suatu hari ibunya, Sherry (Taraji Henson), dipindahkan ke Cina, sehingga Dre harus mengikutinya pindah ke Cina. Meski pada awalnya membenci negara tersebut dan ingin segera kembali ke Amerika, Dre mulai sedikit berubah ketika berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Mei Ying (Wenwen Han). Keakraban keduanya membuat Cheng (Zhenwei Wang), teman Mei, tidak terima. Dengan menggunakan ilmu kungfu yang dimilikinya, dengan mudah ia mengalahkan Dre.

Dre terus dikerjai oleh Cheng hingga suatu ketika Mr Han (Jackie Chan), yang bekerja sebagai petugas pemelihara kebersihan di apartemen tempat Dre dan ibunya tinggal, menolongnya. Mengetahui bahwa Mr Han menguasai kung fu, Dre pun meminta Mr Han untuk mengajarkan kung fu kepadanya. Meski pada akhirnya menolak, pada akhirnya Mr Han mau melakukannya, dengan syarat, Dre mengikuti pertandingan kung fu tingkat nasional yang akan diselenggarakan beberapa bulan kemudian, melawan Cheng dan kawan-kawannya.

Resensiku

The Karate Kid adalah remake dari film lawas dengan judul yang sama yang dibuat pada tahun 1984 silam. Dan syukurlah, tidak seperti kebanyakan film remake yang jadinya justru lebih parah, yang satu ini boleh dikata LUAR BIASA!

Dari sisi plot cerita, meski ada sedikit perbedaan latar belakang, namun secara garis besar sama. Cara Mr Han mengajarkan kung fu kepada Dre dengan menggunakan gerakan umum yang bisa dilakukan sehari-hari juga mirip dengan cara Mr. Miyagi 26 tahun lalu. Dan sudah jelas, adanya turnamen di sesi akhir film juga sama dengan versi aslinya. Yang harus diacungi jempol adalah bagaimana sang sutradara, Harald Zwart, berhasil menampilkan keindahan negeri Cina TANPA harus berkutat pada tembok Cina. Juga pemilihan karakter Mei Ying yang, meski tidak cantik, namun mengentalkan nuansa negeri Cina dalam The Karate Kid.

Dari sisi pemain, Will Smith dan Jada Pinkett Smith sudah jelas bangga melahirkan Jaden Smith. Dengan wajah dan kelakuan yang Will Smith banget, Jaden jelas menunjukkan bakat alaminya sebagai aktor. Bahkan untuk bermain di film ini, ia tidak sungkan untuk belajar kung fu terlebih dahulu selama berbulan-bulan dan melakoni sendiri SEMUA adegan di film tersebut tanpa menggunakan pemeran pengganti. Untuk Jackie Chan rasanya tidak perlu diragukan lagi. Setelah beberapa film terakhirnya yang kualitasnya agak di bawah rata-rata, akhirnya si Drunken Master ini bisa menunjukkan lagi kebolehannya. Peran Taraji Henson sebagai ibu Dre juga tidak boleh dipandang sebelah mata. Meski tidak terlalu sering eksis, namun si nominator Oscar ini mampu membuat film The Karate Kid lebih hidup.

Secara keseluruhan, hanya satu yang bisa sayakatakan — TONTON THE KARATE KID!


Tugas resensi

Resensi buku To Bee or Not To Bee


SINOPSIS

To Bee or Not To Bee, karangan John Penberthy, menceritakan tentang perjalanan spiritial seekor lebah bernama Buzz dalam pencariannya akan Tuhan. Buzz yang jenuh dengan rutinitas kegiatan sehari-hari — mengumpulkan madu, memperbaiki dan melindungi sarang — mulai mempertanyakan arti kehidupan yang ia jalani dan eksistensi serta pengaruh Tuhan terhadap dirinya. Dalam pencariannya, ia kemudian berkenalan dengan Bert, seekor lebah tua yang bijak. Meskipun tidak secara gamblang, Bert banyak Buzz dalam menemukan jawaban atas segala pertanyaan spiritual yang ada di pikiran Buzz. Hingga pada akhirnya, Buzz mampu memahami dengan jernih apa arti kehidupan dan keberadaan Tuhan yang selama ini ia cari.


Resensiku

Memang pantas bahwa buku ini telah diterjemahkan dalam 13 bahasa. Isinya benar-benar dalam dan menyentuh. Penberthy dengan jeniusnya mampu ‘menterjemahkan’ kehidupan dan keinginan seorang individu manusia ke dalam kehidupan seekor lebah dan koloninya, membuat kita merasa mereka tidak ada bedanya dengan kita. Apalagi ditambah dengan ilustrasi menawan dari Laurie Barrows yang mampu menambah pendalaman tentang isi buku.

Banyak kalimat-kalimat filosofis yang saya rasa dapat membuat siapa saja yang membacanya meluangkan waktu sejenak untuk merenung dan memahami artinya.

Adalah sempurna untuk berpikir bahwa kehidupan itu tidak sempurna.

Pikiran adalah pelayan yang hebat, tapi merupakan majikan yang payah.

Kebahagiaan tidak dapat dikejar, melainkan harus mengikuti.

Kehidupan adalah sebuah perjalanan dari aku menjadi kita.

Pada awalnya, saya mengira buku ini adalah tentang orang ‘kaya’ yang sudah bosan menumpuk kekayaan dan berharap mencari kedamaian spiritual. Ternyata saya salah. Buku ini justru mengenai orang ‘biasa’ yang jenuh bekerja siang malam untuk mencari nafkah dan menjalani hidupnya, yang kemudian mencoba mencari jawaban dengan melakukan pemikiran dan perjalanan spiritual. Dan pada akhirnya, perlu disadari bahwa keadaan kita saat ini dan apa yang kita lakukan saat ini, seberapa pun membosankannya, adalah sebuah karunia besar dari Tuhan yang patut kita syukuri.

Sabtu, 01 Oktober 2011

tugas softskill

Cerita Riwayat Hidup Saya

Nama saya Fredy Wijaya, saya adalah anak dari Sukma Wijaya dan Yustiawati . Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Saya lahir pada tanggal 27 September 1991. Saya lahir di jakarta di Rumah Sakit Immanuel. Saya mempunyai adik perempuan yang bernama Sri Wulan Dari. Saya sekolah dasar di SDN Babelan Kota 01 pada saat itu saya berumur 6 tahun. Saya pada saat sekolah dasar selama 6 tahun. Dan pada saat saya berumur 12 tahun saya melanjutkan sekolah di SMP Mutiara 17 Agustus di daerah bekasi, yaitu Wisma Asri dan saya sekolah selama 3 tahun. Setelah saya lulus SMP saya melanjutkan sekolah ke SMA ANANDA pada saat umur 15 tahun. Dan saya lulus SMA selama 3 tahun. Setelah lulus dr SMA ananda saya pun melanjutkan sekolah saya ke Universitas Gunadarma pada saat umur saya 18 tahun. Saya mengambil jurusan Akuntansi karena pada saat SMA saya mengambil jurusan IPS. Pada saat tingkat 1 saya mendapat kelas 1 EB 18 dan saya mempunyai teman yang baik, dan pada saat tingkat 2 saya mendapatkan banyak teman baru yang sama baik nya karena pada saat pergantian dari tingkat 1 ke tingkat 2 kelas nya di pindah-pindah lagi, tapi sekarang kelas nya dan teman-teman nya sudah tetap. Saya pun sekarang sudah tingkat 3, kelas saya sekarang 3 EB 18. Tidak terasa saya sudah menjalani perkuliahan selama 2 tahun lebih. Saya paling suka tidur dan makan, bisa di bilang kalau itu hoby saya. Saya pun paling suka bermain karena saya paling suka kebebasan. Saya orang nya paling mudah bosan, saya pun paling suka bercanda dengan teman-teman karena karena saya orang nya humoris. Tapi saya selalu jadi bahan ledekan karen kebodohan saya sendiri. Saya paling rajin kuliah tapi paling susah juga bangun nya, bahkan hampir setiap hari saya datang terlambat. Saya rasa cukup saya mendeskripsikan diri saya sendiri. Sekian dan terima kasih.

Nama : Fredy Wijaya

Kelas : 3 EB 18

Npm : 20209854